Hallo Sahabat Penalis!

Tidak terasa kita sudah mendekati akhir tahun. Di momen seperti ini, banyak orang mulai menoleh ke belakang, mengingat perjalanan sepanjang tahun, lalu bertanya pada diri sendiri: apa yang sudah berjalan baik, apa yang masih tertunda, dan apa yang perlu diperbaiki? Pertanyaan-pertanyaan sederhana ini sering menjadi awal untuk mulai menyusun resolusi. Bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi bentuk kesadaran bahwa manusia selalu ingin tumbuh dan bergerak menuju hidup yang lebih baik.

Mengapa Resolusi Penting

Sebelum menentukan resolusi, ada baiknya bertanya dulu: mengapa resolusi itu penting?
Resolusi bukan hanya daftar rencana. Resolusi adalah bentuk komitmen pribadi, jembatan yang menghubungkan harapan dan kenyataan. Dengan resolusi, seseorang memberi arah pada langkah-langkah hidupnya. Tanpa arah, seseorang mudah terseret rutinitas, berjalan tanpa tujuan, dan lupa bahwa hidup bisa lebih bermakna jika diarahkan.

Waktu terbaik untuk membuat resolusi sebenarnya tidak terikat oleh kalender. Kapan pun seseorang merasa siap berubah, itu sudah cukup. Tetapi pergantian tahun memang memberi momentum yang kuat—seperti membuka halaman baru dalam buku hidup kita. Momen ini membuat banyak orang lebih termotivasi untuk menata diri dan membuat rencana baru.

Resolusi Bukan Melakukan Sesuatu, tapi Jadilah Sesuatu

Lalu bagaimana menentukan resolusi yang benar-benar sesuai dengan diri sendiri? Banyak cara yang bisa digunakan, tetapi pada dasarnya resolusi yang baik adalah resolusi yang berkaitan dengan gambaran diri ideal. Beberapa psikolog menyebut bahwa resolusi yang selaras dengan identitas pribadi lebih mudah dijalani karena muncul dari nilai, harapan, dan tujuan yang dirasakan penting. Resolusi semacam ini bukan sekadar “ingin melakukan sesuatu”, tetapi “ingin menjadi seseorang yang lebih baik dalam cara tertentu”.

Untuk mencapai hal itu, prosesnya dimulai dari refleksi diri. Refleksi membuat seseorang memahami siapa dirinya saat ini dan siapa dirinya yang ingin datang kemudian. Dengan refleksi, resolusi tidak muncul dari tekanan luar atau ekspektasi orang lain, tetapi dari hati sendiri. Karena itu tidak ada resolusi yang benar atau salah. Tidak ada resolusi yang lebih baik atau lebih buruk. Resolusi yang baik adalah resolusi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan mimpi seseorang.

Tahapan Menentukan Resolusi

Agar proses menentukan resolusi tahun 2026 terasa lebih terarah, berikut tiga langkah dasar yang bisa kamu lakukan. Tiga langkah ini adalah fondasi awal sebelum masuk ke langkah-langkah teknis lain yang akan kita bahas di artikel selanjutnya.

1. Tanyakan siapa dirimu yang sebenarnya

Sebelum menetapkan apa yang ingin dicapai, kenali dulu siapa dirimu saat ini. Tanyakan hal-hal mendasar:

  • Apa kekuatanmu?
  • Apa hal-hal yang sering menghambatmu?
  • Hal apa yang paling kamu banggakan dari perjalananmu selama ini?
  • Hal apa yang ingin kamu perbaiki?

Jujur kepada diri sendiri adalah kunci. Semakin jelas mengenali diri, semakin mudah menentukan resolusi yang relevan dan tidak sekadar ikut tren. Resolusi yang muncul dari kejujuran diri akan terasa lebih ringan dijalani karena selaras dengan kondisi dan kebutuhanmu.

2. Bayangkan versi terbaik dari dirimu

Setelah memahami diri saat ini, cobalah membayangkan diri di masa depan. Versi terbaik itu tidak harus sempurna—cukup versi yang kamu harapkan bisa terjadi jika kamu menjalani hidup dengan lebih sadar. Bayangkan bagaimana kamu ingin bersikap, bagaimana kamu ingin menjalani hari, bagaimana kamu ingin memperlakukan diri sendiri maupun orang lain. Gambaran ini akan menjadi kompas utama dari resolusi yang akan ditetapkan.

Dengan memiliki bayangan diri ideal, resolusi yang dibuat nantinya lebih kaya makna. Kamu tidak hanya ingin melakukan aktivitas tertentu, tetapi ingin menjadi pribadi yang lebih sehat, lebih damai, lebih produktif, atau mungkin lebih peduli. Resolusi yang bersumber dari gambaran diri ideal seperti ini cenderung lebih bertahan lama karena terhubung dengan apa yang benar-benar kamu anggap penting.


3. Fokus pada identitas, bukan sekadar perilaku

Ini adalah langkah krusial sebelum menyusun resolusi lebih teknis. Banyak orang membuat resolusi sebatas daftar tindakan—misalnya olahraga tiga kali seminggu, membaca sepuluh buku, atau mengurangi konsumsi gula. Tidak salah, tetapi sering tidak bertahan lama karena perilaku hanya efektif jika selaras dengan identitas.

Cobalah menghubungkan resolusi dengan identitas yang ingin kamu bangun. Misalnya:

  • Bukan hanya “ingin olahraga”, tetapi “ingin menjadi pribadi yang peduli pada kesehatan”.
  • Bukan hanya “ingin membaca buku”, tetapi “ingin menjadi seseorang yang mencintai proses belajar”.
  • Bukan hanya “ingin hemat”, tetapi “ingin menjadi pribadi yang bijaksana dalam mengelola keuangan”.

Ketika identitas menjadi dasar, tindakan positif akan mengikuti lebih natural dan lebih stabil.

Demikianlah cara menentukan resolusi dengan baik menurut Penalis. Di lain kesempatan kami akan membahas bagaimana cara merawat dan menjadikan resolusi benar-benar sukses terwujud. Semoga tiga langkah awal dalam menentukan resolusi 2026 bisa menjadi fondasi sebelum masuk ke strategi menjaga motivasi, mengatur langkah kecil, dan mengatasi hambatan—yang akan kita bahas terpisah pada artikel berikutnya.

Sampai jumpa di tulisan selanjutnya, Sahabat Penalis!

Ditulis oleh: Jaxson Denrophile

Shares: